-
Lembaga Survei Rico Marbun Sebut Joko Widodo Dan Prabowo Masih Jadi Tokoh Terkuat Calon Presiden
Median Survei Nasional, (MEDIAN) menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi dua tokoh terkuat sebagai kandidat calon presiden pada Pemilihan Presiden 2019.
Seperti dijelaskan saat konfrensi pers, Media Survei Nasional (Median) melakukan survei pada 24 Maret-6 April 2018, berdasarkan temuan dilapangan, elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan, sedangkan Prabowo menurun. Meski begitu, keduanya masih jauh diatas kandidat lainnya.
Lembaga yang dipimpin oleh Rico Marbun ini kembali menanyakan pertanyaan semi terbuka tentang presiden pilihan masyarakat. Survei ini menanyakan kepada responden, "Jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, siapakah yang Anda pilih menjadi Presiden RI?"
Surveyor kemudian menyodorkan 45 pilihan nama Calon Presiden kepada responden. Namun, responden juga bisa menyebutkan tokoh pilihannya jika tak ada dalam daftar 45 nama yang disediakan.
Hasilnya, Jokowi memang masih menjadi pemuncak klasemen dengan angka 36,2 persen. Sementara Prabowo menjadi runer up terdekat dengan meraih 20,4 persen.
Sedangkan calon lainnya masih berada dibawah angka 10%, diantaranya Gatot Nurmantyo (7 persen), Jusuf Kalla (4,3 persen), Anies Baswedan (2 persen), Muhaimin Iskandar (1,9 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (1,8 persen), Anis Matta (1,7 persen), Hary Tanoesoedibjo (1,6 persen), TGB M Zainul Majdi (1,5 persen), dan Yusril Ihza Mahendra (1 persen).
Menurut MEDIAN, jika dibandingkan dengan data hasil survei sebelumnya, elektabilitas Jokowi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Februari 2018. Ya, Jokowi mengalami kenaikkan elektabilitas sebesar 1,2 persen, elektabilitas Jokowi naik dari 35,0 persen menjadi 36,2 persen. Sementara elektabilitas rival Jokowi malah turun. Prabowo turun 0,8 persen dari 21,2 persen menjadi 20,4 persen.
Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan elektabilitas Jokowi menaiki peningkatan?
Berdasarkan hasil survei Median, elektabilitas Jokowi mengalami peningkatan karena naiknya angka kepuasan terhadap kinerja pemerintah. Terjadi peningkatan kepuasan sedikit dibandingkan dengan Februari lalu. Kepuasanya ini, meningkat karena banyak infrastruktur yang sudah selesai dan dirasakan masyarakat.Tampaknya memang, keberhasilan Infrastruktur dapat menjadi andalan Jokowi untuk mendapatkan respon positif dari masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh lembaga pimpinan Rico Marbun (MEDIAN). Menurut Median apabila semakin banyak infrastruktur yang selesai menjelang 2019 dan manfaatnya langsung dirasakan masyarakat, maka, elektabilitas Jokowi akan semakin meningkat.
Lalu, kenapa elektabilitas Prabowo menurun?
Menurut Median, elektabilitas Prabowo mengalami penurunan karena berbagai komentar kontroversialnya di publik dan karena saat survei dilaksanakan Prabowo belum mendeklarasikan diri menjadi Capres. Saat survei berlangsung, masyarakat masih belum tau kepastian dan kesiapan Prabowo.
Seperti yang kita ketahui, Prabowo baru menyatakan kesiapannya menjadi capres dalam rakornas Gerindra, 11 April lalu. Sementara data survei diambil terakhir pada 6 April. Jadi, efek deklarasi Prabowo belum terhadap elektabilitasnya belum terlihat dalam survey ini.
Seperti yang sudah dijelaskan, Media Survei Nasional (MEDIAN), lembaga yang dipimpin oleh Rico Marbun ini dilaksanakan mulai tanggal 24 Maret-6 April 2018. Median mensurvei 1.200 responden, seluruhnya adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih.
Dengan sampel sebesar 1.200 responden ini margin of error survei adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.
Dari data hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei pimpinan Rico Marbun ini memang dapat disimpulkan bahwa kontestasi masih dipegang oleh dua sosok, yaitu Jokowi dan Prabowo. Dimana Jokowi masih memimpin dan mengalami peningkatan sedangkan Prabowo menurun. Namun, penurunan yang dialami Prabowo ini bisa jadi mengalami perubahan setelah masyarakat mengetahu deklarasi yang dilakukan Prabowo.
Sementara kandidat-kandidat lainnya belum menjadi pesaing serius kedua tokoh tersebut, dengan elektabilitas dibawah 10%, pesaing Jokowi selain Prabowo masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup banyak untuk menjadi pesaing serius. Peluang yang masih memungkinkan adalah menjadi Cawapres Jokowi atau Prabowo.
Namun, seperti kita ketahui Pilpres masih tahun depan (2019), masih ada cukup waktu untuk kandidat lainnya melakukan pergerakan pergerakan positif guna menaikkan elektabilitasnya, jika ingin serius menjadi Presiden RI 2019.
-
Commentaires